Sejak aku kecil, aku tak pernah merasakan bagaimana rasanya dikasihi dan disayangi sama
orang tua ku, ayah dan ibu aku memang sudah tiada. Pada saat aku berumur 4
tahun orang tua ku mengalami kecelakaan di jalan saat mereka hendak menjemputku
di rumah nenek ku. Sungguh aku sangat histeris mendengar berita itu, tapi apa
daya ku.. ini semua telah terjadi karna kehendak Allah.
Setelah kepergian kedua orang tua
ku, aku tinggal bersama kakek dan nenek ku di desa, hingga akhirnya aku
bersekolah SD di sekat rumah, sedikit banyak mengobati rasa kesepian ku saat
itu, saat aku baru kehilangan kedua orang tua ku. Aku memiliki teman-teman yang
selalu baik kepada ku, ada Yeni, Nila , Resa dan Ros. Kita berteman sangat baik
sejak kecil. Hingga kami lulus sekolah SD kami masuk Sekolah SMP yang sama
pula.
Selama kami bersekolah di SMP itu,
aku dikenal sebagai murid yang lumayan unggul dari teman-teman ku yang lain.
Aku pun mendapatkan banyak prestasi dalam bidang akademis, aku sangat bersyukur
atas semua ini, namun dibalik ini semua aku dapat seperti ini karena kakek dan
nenek ku,teman-teman ku yang selalu mendukung ku.
* * *
Waktu berlalu begitu cepat, ketika
aku naik ke kelas 2 SMP, nenek ku pergi meninggalkan kami semua, sungguh hati
ini rasanya tak kuat menahan segala
cobaan yang terjadi
kepadaku, aku selalu kehilangan orang-orang yang amat aku
sayangi. Selang waktu
satu bulan aku kembali menuai air mata, satu-satu nya
keluarga ku yang masih
ada yaitu kakek ku kembali pergi menyusul nenek ku, sungguh semakin aku
merintih aku kehilangan semuanya. Hingga sempat aku berfikir kalau aku akan
pergi menyusul mereka semua, tapi niat ku untuk melakukannya dihambat oleh
teman-teman ku.
Disaat kesendirian ku menjalani
kehidupan ini, aku berdoa agar harta satu-satunya yang aku miliki yaitu
teman-teman ku tidak lekas Allah ambil pula.
Aku tetap melanjutkan sekolah ku di
SMP, aku teringat janji ku kepada nenek ku kalau aku akan menjadi orang yang
sukses,entah bagaimana caranya. Aku hidup sendiri tanpa ada orang yang
membiayai kebutuhan ku sehari-hari, sempat teman ku mengajak ku untuk tinggaal
bersama mereka, tapi aku tak mau,aku tak mau membebani orang lain mereka sudah
mau menjadi sahabat ku saja aku sangat bersyukur. Kadang aku malu aku merasa
rendah disbanding teman-teman ku di sekolah. Namun aku tak ingin semua harapan
ku ini musnah, janji ku kepada nenek ku sirna.
* * *
Aku memang tak seberuntung
teman-teman ku yang lain, yang memiliki orang tua,rumah megah,mobil mewah, dan
semua yang diinginkan dengan mudah dapat terwujud. Aku tak memiliki semua itu,
malah untuk aku makan saja aku sulit. aku masih bersekolah SMP namun aku harus
bekerja di samping waktu sekolah ku, mungkin kalian berfikir aku bekerja enak
seperti orang lain, namun ini tidak, aku harus mengais sampah-sampah restoran,
rumah tangga demi menutupi kebutuhan ku
dan sekolahku. Tapi aku diajarkan oleh nenek ku untuk tidak pernah menyerah
dengan apa yang kita jalani, dengan apa yang kita hadapi dan dengan apa yang
kita peroleh, semua ini suratan. Itu kata nenek yang selalu ku ingat. Terkadang
aku merasa lelah dengan semua nya, aku kecewa terhadap Allah, menurut ku Allah
tak adil pada ku, orang lain dapat merasakan kebahagiaan, sedangkan aku ?? aku
hanya mendapatkan kesengsaraan sejak aku kecil. Dosa kah aku dilahirkan ke bumi
ini ?? aku merintih menangis tersedu di saat malam aku bersujud di atas kain
lusuh yang sudah tidak layak pakai. namun dibalik ini semua aku percaya Allah
mempunyai maksud lain.
Dikala pagi menjelang saat nya aku
pergi sekolah, dengan pakaian yang sudah robek-robek karna sudah lama, caraku
untuk dapat bersekolah aku berusaha untuk selalu mendapatkan prestasi di
sekolah mengharap beasiswa untuk iuran sekolah ku, memang sangat sulit apalagi
aku harus bersaing dengan anak-anak orang kaya yang selalu mengikuti bimbingan
belajar,kursus dan juga mempunyai guru pribadi dirumah. Sungguh aku harus
belajar dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan itu semua.
Aku berteman baik dengan 4 orang teman
sekelas ku yang aku anggap hanya mereka yang dapat menerima diriku dengan baik,
tidak pernah mengejek ku, karna segala kekurangan ku,. Aku bahagia meski hanya
mereka yang dapat menerima ku di sekolah.
* * *
Pada saat kenaikan kelas tiga, aku
mendapatkan juara umum di kelass 2, aku sangat bersyukur dan karna itu iuran
sekolah ku dapat tertutupi, namun ini semua belum cukup bagi ku, aku harus
berjuang untuk dapat melanjutkan sekolah ke SMA dengan gratis .. itu lah
harapan ku..
Ya Allah, bantu aku dalam menghadapi
ini semua, aku yakin engkau maha tau, aku yakin Engkau mengerti diriku. Aku
berjuang demi mencapai cita-citaku. Semakin belajar lebih giat dan menambah kerja
sampingan ku, aku tak mau hanya mengais sampah-sampah karena menurutku itu
tidak dapat menutupi kebutuhan sekolah ku, pada akhirnya aku bekerja sebagai
pelayan di sebuah restoran, aku bahagia karna pendapatan ku dapat bertambah.
Namun hal yang tidak ku harapkan pun terjadi, pada saat aku bekerja disana aku
terpleset hingga aku jatuh dan membentur benda keras hingga akhirnya aku
mengalami banyak pendarahan, aku pasrah dengan semua yang akan terjadi padaku,
untung saja aku segera di selamatkan dan di bawa ke Rumah sakit oleh Manager
restoran dimana aku bekerja. Pengobatan ku pun telah di tanggung semua oleh
restoran itu. 1 minggu aku di rawat di rumah sakit, dokter bilang aku mengalami
gangguan otak yang sangat membahayakan bagi ku, aku tidak boleh terlalu kecapaian
dalam bekerja, tapi siapa yang akan membiayai kehidupan ku ? sekolah ku ? aku
hanya hidup sendiri sebatang kara tanpa adanya keluarga. Aku tetap nekat untuk tetap bekerja menjadi
pelayan di restoran tersebut, teman-teman ku pun selalu menasehatiku untuk
tidak bekerja lagi karna demi keselamatan ku, namun aku tak memperdulikan nya,
aku mengerti akan kekhawatiran mereka terhadap keadaan ku,, namun apa daya, aku
tak bisa hanya diam dan mengharap belas kasih orang terhadap ku.
2 bulan setelah aku masuk rumah
sakit berlalu, sakit pada kepala ku mulai terasa kembali, sangat sakit aku
rasakan. Namun aku menutupi semua nya dari teman-teman ku aku tak ingin mereka
selalu menangis jika melihat keadaan ku, aku tak ingin mereka selalu merasa
kasihan terhadapku, aku memang bangga mempunyai teman-teman seperti mereka,
mereka tak pernah mengeluh dengan apa yang terjadi terhadap ku, tak pernah
merasa keberatan ketika mereka harus menolong ku. terima kasih ku panjatkan kepada Allah yang telah
memberikan teman-teman yang amat menyayangiku.
Aku tak dapat bertahan lama,
pendarahan di kepala ku kembali muncul, aku kembali sakit, aku masuk rumah
sakit dan kali ini 4 orang teman ku yang membiayai pengobatan ku di rumah
sakit, hari pertama aku masih dapat berbicara dengan teman ku, bercanda tawa
dengan mereka, namun semua itu tak lama
hari kedua aku merasakan ada sesuatu yang berbeda pada diriku, aku seperti
sudah tidak ada tenaga lagi, kepala ku terasa sakit sekali, darah yang keluar
dari kepala ku pun tidak henti-hentinya keluar, sku kembli pasrah dengan semua
ini, aku menangis dan aku hanya bisa berdoa apapun yang terjadi padaku, itu
semua karna Allah.
Hari ketika aku sudah tidak
merasakan apa-apa, bernafas pun aku sulit, aku menatap semua teman-teman yang
setia menemaani ku sejak awal aku sakit, aku hanya bisa tersenyum karena aku
sudah tak dapat berbicara. Aku sangat berterima kasih kepada mereka semua,
kasih sayang yang tulus dari mereka membuat ku sangat berarti dalam menjalani
hidup ini.
Tepat siang hari, aku pun
menghembuskan nafas terakhir ku di hadapan semua teman-teman ku, mereka
histeris dan meminta dokter untuk dapat menyembuhkan ku, namun itu semua tak
dapat terjadi, ini semua suratan ku, aku tak ingin meninggalkan teman-teman
baik ku. tapi takdir berkata lain, kini aku akan menyusul kedua orang tua ku
dan kakek nenek ku disana.
Aku mempunyai harapan kecil dalam
hati, aku hanya ingin bertemu dengan orang tua ku yang telah meninggal sejak
aku kecil, dan Allah telah mewujudkan semua nya,, harapan ku terwujud, aku pun
dipanggil oleh-Nya untuk dapat bertemu dengan orang tua ku yang selama ini ku
sayangi.
Harapan ku,,
“Ya Allah, aku tak menginginkan apa-apa yang ada di dunia ini, aku hanya
ingin Engkau besedia mempertemukan ku dengan kedua orang tua ku lagi…”