Senin, 06 Agustus 2012

Sebuah Pengertian

Ketika jiwa ini tak lagi denganmu ...
Ku rasa sepi hidupku ...
Andai kau tahu, apa yang aku rasakan ...
Mungkin kau pun akan mengerti maksud ku ...

Aku kenang dirimu, meski aku hilang bagimu ...
Meski singkat , ku akui aku terjerat ....
Walau tak kau rasakan, aku selalu teringatkan ...
Jiwa ini merindukan, walaupun kau abaikan ....

Cintamu membuatku mengerti akan sebuah arti ...
Sayangmu membuatku memahami akan sebuah memori ...

Tahukan kamu ???
Cinta ini tulus untukmu ....
Meskipun tak terbalas oleh mu ...
Namun, tak pernah menyurutkan keinginanku untuk membahagiakan mu ....

Aku tak sempurna dan juga tak berdaya ...
Aku tak berarti namun aku mengerti ...
Akan sebuah ketulusan hati ...
Untuk MERELAKAN dirimu PERGI ....

Kamis, 02 Agustus 2012

Setitik Harapan Rhey ..


   Setitik
Harapan Rhey



Sejak  aku kecil, aku tak pernah merasakan  bagaimana rasanya dikasihi dan disayangi sama orang tua ku, ayah dan ibu aku memang sudah tiada. Pada saat aku berumur 4 tahun orang tua ku mengalami kecelakaan di jalan saat mereka hendak menjemputku di rumah nenek ku. Sungguh aku sangat histeris mendengar berita itu, tapi apa daya ku.. ini semua telah terjadi karna kehendak Allah.
            Setelah kepergian kedua orang tua ku, aku tinggal bersama kakek dan nenek ku di desa, hingga akhirnya aku bersekolah SD di sekat rumah, sedikit banyak mengobati rasa kesepian ku saat itu, saat aku baru kehilangan kedua orang tua ku. Aku memiliki teman-teman yang selalu baik kepada ku, ada Yeni, Nila , Resa dan Ros. Kita berteman sangat baik sejak kecil. Hingga kami lulus sekolah SD kami masuk Sekolah SMP yang sama pula.
            Selama kami bersekolah di SMP itu, aku dikenal sebagai murid yang lumayan unggul dari teman-teman ku yang lain. Aku pun mendapatkan banyak prestasi dalam bidang akademis, aku sangat bersyukur atas semua ini, namun dibalik ini semua aku dapat seperti ini karena kakek dan nenek ku,teman-teman ku yang selalu mendukung ku.
*          *          *
            Waktu berlalu begitu cepat, ketika aku naik ke kelas 2 SMP, nenek ku pergi meninggalkan kami semua, sungguh hati ini rasanya tak kuat menahan segala

cobaan yang terjadi kepadaku, aku selalu kehilangan orang-orang yang amat aku
sayangi. Selang waktu satu bulan aku kembali menuai air mata, satu-satu nya
keluarga ku yang masih ada yaitu kakek ku kembali pergi menyusul nenek ku, sungguh semakin aku merintih aku kehilangan semuanya. Hingga sempat aku berfikir kalau aku akan pergi menyusul mereka semua, tapi niat ku untuk melakukannya dihambat oleh teman-teman ku.
            Disaat kesendirian ku menjalani kehidupan ini, aku berdoa agar harta satu-satunya yang aku miliki yaitu teman-teman ku tidak lekas Allah ambil pula.
            Aku tetap melanjutkan sekolah ku di SMP, aku teringat janji ku kepada nenek ku kalau aku akan menjadi orang yang sukses,entah bagaimana caranya. Aku hidup sendiri tanpa ada orang yang membiayai kebutuhan ku sehari-hari, sempat teman ku mengajak ku untuk tinggaal bersama mereka, tapi aku tak mau,aku tak mau membebani orang lain mereka sudah mau menjadi sahabat ku saja aku sangat bersyukur. Kadang aku malu aku merasa rendah disbanding teman-teman ku di sekolah. Namun aku tak ingin semua harapan ku ini musnah, janji ku kepada nenek ku sirna.
*          *          *
            Aku memang tak seberuntung teman-teman ku yang lain, yang memiliki orang tua,rumah megah,mobil mewah, dan semua yang diinginkan dengan mudah dapat terwujud. Aku tak memiliki semua itu, malah untuk aku makan saja aku sulit. aku masih bersekolah SMP namun aku harus bekerja di samping waktu sekolah ku, mungkin kalian berfikir aku bekerja enak seperti orang lain, namun ini tidak, aku harus mengais sampah-sampah restoran, rumah tangga demi  menutupi kebutuhan ku dan sekolahku. Tapi aku diajarkan oleh nenek ku untuk tidak pernah menyerah dengan apa yang kita jalani, dengan apa yang kita hadapi dan dengan apa yang kita peroleh, semua ini suratan. Itu kata nenek yang selalu ku ingat. Terkadang aku merasa lelah dengan semua nya, aku kecewa terhadap Allah, menurut ku Allah tak adil pada ku, orang lain dapat merasakan kebahagiaan, sedangkan aku ?? aku hanya mendapatkan kesengsaraan sejak aku kecil. Dosa kah aku dilahirkan ke bumi ini ?? aku merintih menangis tersedu di saat malam aku bersujud di atas kain lusuh yang sudah tidak layak pakai. namun dibalik ini semua aku percaya Allah mempunyai maksud lain.
            Dikala pagi menjelang saat nya aku pergi sekolah, dengan pakaian yang sudah robek-robek karna sudah lama, caraku untuk dapat bersekolah aku berusaha untuk selalu mendapatkan prestasi di sekolah mengharap beasiswa untuk iuran sekolah ku, memang sangat sulit apalagi aku harus bersaing dengan anak-anak orang kaya yang selalu mengikuti bimbingan belajar,kursus dan juga mempunyai guru pribadi dirumah. Sungguh aku harus belajar dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan itu semua.
            Aku berteman baik dengan 4 orang teman sekelas ku yang aku anggap hanya mereka yang dapat menerima diriku dengan baik, tidak pernah mengejek ku, karna segala kekurangan ku,. Aku bahagia meski hanya mereka yang dapat menerima ku di sekolah.
            *          *          *
            Pada saat kenaikan kelas tiga, aku mendapatkan juara umum di kelass 2, aku sangat bersyukur dan karna itu iuran sekolah ku dapat tertutupi, namun ini semua belum cukup bagi ku, aku harus berjuang untuk dapat melanjutkan sekolah ke SMA dengan gratis .. itu lah harapan ku..
            Ya Allah, bantu aku dalam menghadapi ini semua, aku yakin engkau maha tau, aku yakin Engkau mengerti diriku. Aku berjuang demi mencapai cita-citaku. Semakin belajar lebih giat dan menambah kerja sampingan ku, aku tak mau hanya mengais sampah-sampah karena menurutku itu tidak dapat menutupi kebutuhan sekolah ku, pada akhirnya aku bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran, aku bahagia karna pendapatan ku dapat bertambah. Namun hal yang tidak ku harapkan pun terjadi, pada saat aku bekerja disana aku terpleset hingga aku jatuh dan membentur benda keras hingga akhirnya aku mengalami banyak pendarahan, aku pasrah dengan semua yang akan terjadi padaku, untung saja aku segera di selamatkan dan di bawa ke Rumah sakit oleh Manager restoran dimana aku bekerja. Pengobatan ku pun telah di tanggung semua oleh restoran itu. 1 minggu aku di rawat di rumah sakit, dokter bilang aku mengalami gangguan otak yang sangat membahayakan bagi ku, aku tidak boleh terlalu kecapaian dalam bekerja, tapi siapa yang akan membiayai kehidupan ku ? sekolah ku ? aku hanya hidup sendiri sebatang kara tanpa adanya keluarga.  Aku tetap nekat untuk tetap bekerja menjadi pelayan di restoran tersebut, teman-teman ku pun selalu menasehatiku untuk tidak bekerja lagi karna demi keselamatan ku, namun aku tak memperdulikan nya, aku mengerti akan kekhawatiran mereka terhadap keadaan ku,, namun apa daya, aku tak bisa hanya diam dan mengharap belas kasih orang terhadap ku.
            2 bulan setelah aku masuk rumah sakit berlalu, sakit pada kepala ku mulai terasa kembali, sangat sakit aku rasakan. Namun aku menutupi semua nya dari teman-teman ku aku tak ingin mereka selalu menangis jika melihat keadaan ku, aku tak ingin mereka selalu merasa kasihan terhadapku, aku memang bangga mempunyai teman-teman seperti mereka, mereka tak pernah mengeluh dengan apa yang terjadi terhadap ku, tak pernah merasa keberatan ketika mereka harus menolong ku. terima kasih  ku panjatkan kepada Allah yang telah memberikan teman-teman yang amat menyayangiku.
            Aku tak dapat bertahan lama, pendarahan di kepala ku kembali muncul, aku kembali sakit, aku masuk rumah sakit dan kali ini 4 orang teman ku yang membiayai pengobatan ku di rumah sakit, hari pertama aku masih dapat berbicara dengan teman ku, bercanda tawa dengan mereka, namun semua  itu tak lama hari kedua aku merasakan ada sesuatu yang berbeda pada diriku, aku seperti sudah tidak ada tenaga lagi, kepala ku terasa sakit sekali, darah yang keluar dari kepala ku pun tidak henti-hentinya keluar, sku kembli pasrah dengan semua ini, aku menangis dan aku hanya bisa berdoa apapun yang terjadi padaku, itu semua karna Allah.
            Hari ketika aku sudah tidak merasakan apa-apa, bernafas pun aku sulit, aku menatap semua teman-teman yang setia menemaani ku sejak awal aku sakit, aku hanya bisa tersenyum karena aku sudah tak dapat berbicara. Aku sangat berterima kasih kepada mereka semua, kasih sayang yang tulus dari mereka membuat ku sangat berarti dalam menjalani hidup ini.
            Tepat siang hari, aku pun menghembuskan nafas terakhir ku di hadapan semua teman-teman ku, mereka histeris dan meminta dokter untuk dapat menyembuhkan ku, namun itu semua tak dapat terjadi, ini semua suratan ku, aku tak ingin meninggalkan teman-teman baik ku. tapi takdir berkata lain, kini aku akan menyusul kedua orang tua ku dan kakek nenek ku disana.
            Aku mempunyai harapan kecil dalam hati, aku hanya ingin bertemu dengan orang tua ku yang telah meninggal sejak aku kecil, dan Allah telah mewujudkan semua nya,, harapan ku terwujud, aku pun dipanggil oleh-Nya untuk dapat bertemu dengan orang tua ku yang selama ini ku sayangi.

Harapan ku,,
“Ya Allah, aku tak menginginkan apa-apa yang ada di dunia ini, aku hanya ingin Engkau besedia mempertemukan ku dengan kedua orang tua ku lagi…”
            

Postingan Lebih Baru Beranda